Seorang pemilik usaha UKM, pada umumnya akan mengalami transisi kepemimpinan ketika usahanya berkembang. Pemilik UKM akan mengalami transisi dari seseorang yang berperan mengatur semua aspek dalam bisnisnya, menjadi sosok yang harus fokus ke manajemen dan melakukan delegasi tugas lainnya ke tim. Transisi dari seorang ‘pengusaha’ seorang diri menjadi seorang ‘pemimpin’ dari tim inilah yang sering menjadi tantangan bagi para pemilik UKM.
Umumnya tantangan yang terjadi pada transisi ini adalah, pemilik UKM masih terlibat jauh dalam pekerjaan yang sifatnya operasional, memiliki kepercayaan yang kurang terhadap tim nya ketika mendelegasikan tugas, hingga minimnya pengetahuan tentang manajemen sumber daya manusia yang baik dalam usahanya. Padahal ketika sebuah usaha sudah berkembang dan memiliki sumber daya manusia, pemilik usaha harus juga berperan menjadi seorang pimpinan yang menentukan arah dan tujuan bisnisnya. Sayangnya, menurut Forbes, hanya 10% pemimpin yang mempunyai menunjukkan kemampuan strategis. Sehingga kemampuan ini harus dipelajari dan dilatih.
Dalam sebuah penelitian mengenai Gaya Kepemimpinan pada UKM, diindikasikan bahwa gaya kepemimpinan Demokratis/Partisipatif dominan dimiliki oleh pemimpin UKM. Hal ini juga didukung oleh penelitian lainnya mengenai dampak Gaya Kepemimpinan terhadap Performa UKM (Berdasarkan efisiensi dan efektivitas Karyawan, serta kepuasan pelanggan) diindikasikan bahwa gaya kepemimpinan Demokratis/Pertisipatif memiliki dampak positif terhadap performa UKM.
Gaya kepemimpinan demokratis/partisipatif merupakan gaya manajemen yang fokus pada menentukan tujuan serta pengambilan keputusan bersama. Dimana suatu tujuan ataupun pengambilan keputusan tidak hanya ditentukan hanya dari pemilik usaha, namun juga dari tim-nya. Gaya kepemimpinan ini dapat meningkatkan rasa kepemilikan dari karyawan terhadap bisnis, dan dapat berdampak pada motivasi ataupun performa karyawan untuk bekerja lebih baik agar bisnis juga berkembang lebih baik.
Dalam salah satu artikelnya, verywell menjelaskan kekurangan dan kelebihan gaya kepemimpinan ini sebagai berikut:
Kelebihan | Kekurangan |
Lebih banyak ide dan solusi yang kreatif | Kegagalan komunikasi |
Komitmen dari setiap anggota tim | Pengambilan keputusan yang buruk karena tim yang tidak kompeten |
Produktivitas tinggi | Pendapat anggota minoritas yang tidak terdengar |
Moral tim yang baik | Resiko keamanan informasi |
Untuk memastikan implementasi Gaya kepemimpinan Demokratis yang baik, pemilik usaha dapat memastikan adanya wadah yang aman untuk berdiskusi dan berbagi pendapat. Ini dapat membantu pemilik usaha untuk mendapatkan ide ataupun saran dalam pengambilan arah tujuan bisnis maupun keputusan. Karana gaya kepemimpinan ini melibatkan kontribusi yang mendalam dari setiap anggota tim, maka harus terdapat manajemen waktu dan sumber daya yang baik sehingga pekerjaan dapat di awasi dan dilakukan sesuai dengan rencana.
Dalam menghadapi transisi ini, sebelumnya pemilik usaha mungkin sudah sengat mengerti mengenai bisnisnya, namun apabila seorang pemilik usaha sudah berkembang, ia harus dapat mengerti manajemen sumber daya dan bisnis secara strategis. Proses pembelajaran memimpin ini bisa didapat dengan berbagai cara. Mulai dari mengakses meteri pembelajaran online, hingga bergabung dengan komunitas pemilik usaha lainnya. Kedua sumber pembelajaran ini, dapat membantu pemilik usaha untuk melihat kepemimpinan dari dua perspektif. Yaitu perspektif secara teoritis atau ideal, dan juga perspektif secara praktis. Pemilik usaha dapat juga mencari konsultasi dari professional untuk membantu meningkatkan kemampuan leadership.
Bagi pemilik UKM di Indonesia yang membutuhkan dukungan serta bantuan dari sisi manajemen sumber daya dan bisnis secara strategis, hubungi kami di:
- WhatsApp: 0822-4662-0742
- Instagram: @svb.newbiz
- Website: www.stevlandbridge.com
- Email: contact@stevlandbridge.com
Anda akan mendapatkan dukungan dan bantuan secara teoritis dan juga praktis untuk peningkatan kemampuan kepemimpinan hingga manajemen sumber daya dan bisnis secara strategis.